Langsung ke konten utama
MAAF,TERNYATA BUKAN KAMU

Maaf ternyata bukan kamu
Bukan kamu yang seharusnya aku salahkan. Bukan kamu yang harus aku benarkan pula. Bukan kamu yang membuat harapan semakin meninggi. Tetapi diri ini. diri ku sendiri yang membiarkan hati semakin kufur dengan berharap kepada manusia, diri ini yang menjauhkan hati dari sang Maha pemilik hati. Tidak, tidak seharusnya seperti ini.
Hari ini,aku memohon ampun pada-Nya, pada diriku, atas rasa syukur yang tak lagi meninggi, atas kesabaran yang semakin menurun. Pun hari ini,hujan. Dan pada setiap buliran hujan yang jatuh ke bumi, maka setiap itu pula aku melangitkan doa- doa ku kembali.
Bukan, ini bukan tentang seberapa banyak doa-doaku yang terkabul,Namun lebih kepada agar perasaanku tenang,agar kecintaanku bertambah,agar syukurku tetap melangit.
Perihal doa,adalah sebuah upaaya menenun kebaikan,menenun rindu yang tak berkesudahan,menenun harap yang tetap diperjuangkan.
Maka aku tidak akan menyerah,Allah. Pada upaya yang sedang kuperjuangkan, pada doa yang selalu ku haturkan. Engkau Maha Mendengar. Dan aku berdoa kepada Dzat yang tidak pernah mengkhianati titipan.
Terkabulnya sebuah doa hanyalah sebuah waktu. Sebab ada yang lebih penting dari pengabulan sebuah doa,yaitu kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya. Dan pada doa,telah kutenun kamu dengan kesabaran dan syukur yang selalu ku upayakan,dengan berkali-kali,dengan seluruh perasaan. Pada bagian ini, Allah tidaklah akan mematahkan harapan seorang perempuan yang sedang meminta keridhaan-Nya.
Mencintai diri sendiri itu baik,mencintai doa itu manis,mencintai Allah jauh lebih menenangkan,dan aku ingin selalu demikian,berkali-kali jatuh cinta hanya kepada-Nya saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTEMUAN SETENGAH TAHUN Hi There.. Baik baik saja ? Masih kamu ternyata sebab alasan kenapa harus dan ingin selalu saya menulis Entah keberapa kali saya bertanya tanya tentang ini. its all about us. Saya seperti penggemar bertemu idola nya saat saya bisa berinteraksi dengan sosok kamu. Antusias? Tentu! Sangat! Terdengar konyol? Tidak apa-apa. Kamu boleh menertawaiku. Hmm, tidak pernah terpikirkan lagi bisa dan ingin jatuh hati seperti anak muda seusia kita sekarang. Menurutku sudah bukan waktunya lagi main-main, sudah tidak ingin lagi menjawab dan bertanya perihal kabar sehari-hari, sudah bukan waktunya lagi harus membangun harapan,menghidupkan nya,kemudian berusaha keras kembali untuk menguburnya karena berakhir. Sudah tidak pernah memikirkan lagi hal-hal konyol,prinsip anak muda “pacaran biar semangat”, prinsip saling menjaga dan meemiliki. Ah rasanya, ini bukan waktunya dan tidak seharunya. Saya sudah mengubur hal hal itu sejak 2 tahun lalu, iya tepatnya saat saya t
Malam padam 15 Mei 2018 Hai, halo, kamu... Apa kabar? Bagaimana hari ini? Tidak banyak yang kamu ceritakan,tapi selalu baik-baik saja,begitu? Batas... Banyak batas yang tak pernah aku jangkau. Banyak tanya yang tak pernah tersampaikan. Salahkah? Aku ini apa? Angin lalu yang sesaat atau kamu butuhkan, atau apa? Malam padam,  aku bergeming.  Bingung bagaimana. Bagaimana harus memulai, bagaimana harus bertanya, bagaimana harus yakin. Jarak ini menghadirkan rindu atau melenyapkan ku?